SAMPAI YANG MENJIWA
Setiap pelukan yang meraba kulitku
membelah semua yang aku mengerti
apalagi sekedar mencinta dari getaran
selaksa yang terjadi itulah kepingan gelombang
Dari yang terpandang oleh mata
menjadi penipu sebab melukis tatapan
dan saat itu semua telah terjadi
hanya siapa saja yang pantas untuk kau sandari sebagai beban tangismu
Dan aku menjadi kelambu sepanjang malam
melindungimu dari sengatan kejamnya apa saja yang kejam padamu
tapi aku hanya bisa memandangmu
jika hatiku ingin saja sedikit mengeluskan tanganku di tubuh walau dalam endap doa
Yang menjadi kabar ialah dari ketetapan apapun itu
meski tak mampu saling menyanyikan
aku memang hanya mampu menjadi pelangi di setiap lalulintas kejadian
tanpa harus masuk ke dalam kepingan ruhmu
Itulah aku yang setiap malam menyadari kepergian
itulah aku yang setiap malam menjadi lilin kekuatan
itulah aku yang setiap malam menjadi selimut
itulah aku yang setiap malam menjadi recehan hilang
Sampai di suatu malam aku berkedip
menjadi kupu-kupu
lalu pergi ke dalam batin
dan mengucapkan salam
Karangwangkal, 2017
Comments
Post a Comment