Menepi melaut kembali susunan ombak berkata percik pantai memandang jauh tak bermata Layaknya sepotong sabda yang apabila direnungkan bagai angin dan geraknya dialah ia Sepotong nasehat bersama butir pasir mengajarkan pada manusia tanpa bibir tanpa hati tanpa akal namun ia berdzikir Bila saja kau cacat berapa aliran air ke ujung kemudian kembali dengan aliran pandang angin damai-sejuk bahkan pembawa makan di pojok rumah-rumah Warung terpanjang orang tua yang sangat renta, pernahkah pula kau berpikir dia datang kemudian menghanyut hanya meninggalkan bekas luka di papan pasir Tiada kelupaan bagimu tentang keperkasaan pujangga widara payung semesta melihat mendengar dan membaca : Patutlah bagimu mendengar sabda-sabda Cilacap, 2015
Ario Abdillah yang makamnya terletak di Kebun Sahang KM 4 depan Makam Pahlawan Palembang adalah Adipati Palembang pertama setelah kota itu jatuh dalam kekacauan akibat pemberontakan Parameswara dan kemudian dikuasai para bajak laut Cina di bawah pimpinan Liang Tau Ming, Cheng Po-Ko, Chen Tsui, dan Shi Chin Ching. Ario Abdillah adalah putra Maharaja Majapahit Sri Kertawijaya, Wijaya Parakramawarddhana (Brawijaya V) yang berkuasa pada 1447-1451 M. Ario Abdillah lahir dengan nama Ki Dilah atau Arya Damar. Makam Ario Abdillah Palembang (Ario Damar) di Palembang Babad Tanah Djawi mencatat bahwa Ki Dilah adalah putra Prabu Brawijaya dengan putri denawa bernama Endang Sasmitapura, yang sewaktu hamil putri itu diusir dari keraton yang membuat Ki Dilah lahir di hutan Wanasalam di selatan ibukota Majapahit. Ki Dilah diasuh oleh uwaknya, Ki Kumbarawa, yang mengajarnya berbagai macam ilmu kesaktian. Sebutan denawa dalam Babad Tanah Djawi a dalah istilah yang digunakan or...
Tentang sebuah akhir catatan perjalanan yang paling dirindukan mungkin juga tidak. Aku berharap, masa mendatang akan ada kerinduan cinta yang menggetar di setiap detikan waktu Selamat jalan masa lalu, aku terpaksa membungkusmu dalam bingkai kenangan Dan ijinkan aku menjemput kekasih di hari depan Aku mencintai waktu dengan setiap mutiara yang tersembunyi Ban yuwangi, 2017
Comments
Post a Comment