PERJALANAN YANG KUTITIPKAN DI RAHIM IBU
Setiap hari aku menjalani hidup
kutinggalkan kebahagian demi jalan baru yang belum pasti
tiada satu pun yang sempurna dari perjalanan
yang akan ditemui adalah kepahitan
Setiap pencarian hanya akan menemukan sisa telapak kaki sendiri
meski terkadang menginjak jejak yang lain
yang kutahu dari perjalanan;
hanya jangan pernah berhenti hingga jalan menjadi buntu
Jangan putus asa dari keletihan panasnya bumi yang diinjak setiap saat
terkadang pula aku terpaksa menangis
untuk membasahi tubuhku
agar aku kuat melangkahkan kembali mencari rahasia
Selama ini pula aku masih bertahan hidup
yang tujuan itu tak pernah ada kebenaran
dari titik ini pun aku merasakan kejenuhan
kekeringan semangat melanda seluruh jiwaku
Tapi aku tak pernah menghentikan kakiku untuk mengatakan menyerah
yang kutahu saat ini hanya aku masih hidup untuk sesaat
perjalanan semakin menjauh dan diriku tak mengerti berapa jauhnya
tak ada yang bisa kutanya tentang ini
Gersangnya ritual kebekuan jiwa telah kemarau di sekujur usia
dan aku mulai melepaskan jaket tebal yang menyatu bertahun-tahun
kulitku perlahan mengelupas dingin
tak layak lagi dipandang
saat itu pula aku merasa tubuhku terlalu lemah untuk berjalan
sedang jiwaku terlalu rapuh menopang
Perjalananku terganggu oleh diriku sendiri
aku marah aku gundah aku teriak aku menangis
pada siapa yang entah aku menjeritnya
hanya ada kata sementara untuk melengkapi kisah petualangan
Gemuruh hati melanda segala jaring-jaring hidupku
menyekap impian yang hilang
yang kutitipkan pada tanah lapang ketika masih di rahim ibu
sejak itu aku menangis dengan jujur
dengan alasan yang semestinya
Karangsuci, 2017
kutinggalkan kebahagian demi jalan baru yang belum pasti
tiada satu pun yang sempurna dari perjalanan
yang akan ditemui adalah kepahitan
Setiap pencarian hanya akan menemukan sisa telapak kaki sendiri
meski terkadang menginjak jejak yang lain
yang kutahu dari perjalanan;
hanya jangan pernah berhenti hingga jalan menjadi buntu
Jangan putus asa dari keletihan panasnya bumi yang diinjak setiap saat
terkadang pula aku terpaksa menangis
untuk membasahi tubuhku
agar aku kuat melangkahkan kembali mencari rahasia
Selama ini pula aku masih bertahan hidup
yang tujuan itu tak pernah ada kebenaran
dari titik ini pun aku merasakan kejenuhan
kekeringan semangat melanda seluruh jiwaku
Tapi aku tak pernah menghentikan kakiku untuk mengatakan menyerah
yang kutahu saat ini hanya aku masih hidup untuk sesaat
perjalanan semakin menjauh dan diriku tak mengerti berapa jauhnya
tak ada yang bisa kutanya tentang ini
Gersangnya ritual kebekuan jiwa telah kemarau di sekujur usia
dan aku mulai melepaskan jaket tebal yang menyatu bertahun-tahun
kulitku perlahan mengelupas dingin
tak layak lagi dipandang
saat itu pula aku merasa tubuhku terlalu lemah untuk berjalan
sedang jiwaku terlalu rapuh menopang
Perjalananku terganggu oleh diriku sendiri
aku marah aku gundah aku teriak aku menangis
pada siapa yang entah aku menjeritnya
hanya ada kata sementara untuk melengkapi kisah petualangan
Gemuruh hati melanda segala jaring-jaring hidupku
menyekap impian yang hilang
yang kutitipkan pada tanah lapang ketika masih di rahim ibu
sejak itu aku menangis dengan jujur
dengan alasan yang semestinya
Karangsuci, 2017
Comments
Post a Comment