LANGIT-LANGIT SEPANJANG USIA

Setiap jalan kulewati
Dengan takdir yang menggerakkannya
Kubiarkan menyusupi lobang sempit
Sungai-sungai keruh
Langit-langit mendung

Kubiarkan hatiku penuh dengan lumpur
Comberan mengabad menghuninya
Kerikil mengganjal urat dan nadi
Dan puing-puing duri menyumbat tenggorokan
Serta kubiarkan tubuhku kejang-kejang sepanjang usia

Setiap waktu aku hanya memahami pergerakan lereng kehidupan
Mengaduknya menjadi sajian
Menghidangkan merupa makanan harian
Sambil menikmati tiruan apa saja yang bisa ditiru
Dan untuk itu aku melepaskan diri

Dari bermacam kepingan itu
Satu demi satu mengikat semua tubuh yang mungil
Menjelma beban yang terus menumpuk

Langit-langit sepanjang usia
Membenturkan yang semestinya mesra
Dan aku masih menghuni jalan berliku
Untuk diramu menjadi kehidupan abadi

Kedungbanteng, 2017

Comments

Popular posts from this blog

Hal Paling Mengerikan di Tahun 2017

Sabda Ombak

Ario Abdillah Palembang (Ario Damar)