CERMIN, MATAHARI DAN LAUT KEKASIH

Menyusuri derum perciknya gelap
sebatas penyejuk, meski pulang dan pergi adalah sabda

Hanya itu cermin kaca. Kata-kata kita;
berjalan hendak melihat matahari terbit
sejujurnya aku telah berhenti sebelum kaki menginjakkan langkah pertama

Suaramu itu
menyelinap dari tidurku membawa laut dan kekasih
mengukir prasasti
tanpa siulan marah dan gundah

Aku bernafas lewat cermin dari jalan
menghembus angin dengan sejuta kegelisahan
tentang desaku
dan tentang siapa aku:

Bandara Halim Perdanakusuma, 2016

Comments

Popular posts from this blog

Hal Paling Mengerikan di Tahun 2017

Sabda Ombak

Ario Abdillah Palembang (Ario Damar)